Ketika Sekali Saja Tak Berdoa

Setahun sudah saya berhenti nge-blog. Tidak berhenti nulis, hanya sedang nggak mau muncul di media sosial. Tapi, demi mencurahkan hasrat 20.000 kata per hari dengan tidak terlalu cerewet, akhirnya saya rasa mendingan saya nulis lagi di blog usang ini.

Sejak kecil saya diajarkan bahwa doa Hauqolah sangat ampuh untuk mempersiapkan kejadian apapun. Baik saat bepergian, ujian, atau dalam kesulitan. Dan saat bepergian, saya diyakinkan dan menjadi yakin bahwa dengan mengucap "Laa haula walaa quwwata illaa billaah" akan menghindarkan saya dari kejadian yang tidak diinginkan selama perjalanan. Karena memang benar Siapa sih Captain America kalau tidak diberi kekuatan oleh Stan Lee? Siapa sih kita, hanya manusia yang nggak punya daya dan kekuatan apapun tanpa bantuan pencipta kita?

Orang menyebutnya kebetulan jika hanya sekali, namun jika terjadi 3 kali saya percaya bahwa ada campur tangan Allah yang menggerakan. Dan kejadian pagi tadi adalah ketiga kalinya bagi saya.

Setiap pagi saya selalu dihadapkan pada keputusan berat. Yaitu mencari jalan yang cukup cepat untuk sampai ke kantor. Ada 5 opsi rute yang dapat saya gunakan:
 
1. Naik motor via Musdalifah 
2. Naik motor via Jurumudi 
3. Naik motor via M1 - lanjut shuttle bus 
4. Naik mobil jemputan kantor 
5. Naik sepeda via M1
 
Opsi yang sering saya ambil adalah nomor 5. Namun setelah saya keguguran, saya memilih opsi 3 yang cukup aman. Dengan membaca doa Hauqolah saya juga menambahkan untuk dimudahkan dalam memilih satu dari 5 alternatif tersebut.
 
Jika pagi pagi sebelumnya saya tanpa hambatan naik motor, parkir di M1, jalan kaki ke halte, dan naik shuttle bus. Maka pagi ini saya diperlambat oleh Eiffel dan akhirnya berangkat cukup telat dari hari biasanya. Akhirnya saya memilih opsi nomor 2. Untungnya, Jurumudi pagi tadi begitu lancar dan saya absen ON TIME, 07.30.

Di pagi yang sama sesuai yang diceritakan teman saya yang menggunakan opsi 3, M1 begitu padat dan antrian mengular parah nggak seperti hari-hari biasanya. Sehingga dia absen pukul 07.50.
 
Begitu mudahnya sebuah kalimat penyerahan diri menarik saya dari keterlambatan dan kebosanan menunggu di halte.
 
Sebaliknyaaa, di hari sebelumnya, karena saya menggunakan shuttle bus saat berangkat ke kantor,  maka saya menggunakan shuttle bus juga saat pulang. Di jalan pulang, saya sibuk membalas pesan suami saya karena malamnya kami janjian di Mal Bale Kota untuk nonton. Dan itu membuat saya lupa meminta kekuatan saat pulang. Tak disangka, shuttle bus yang saya -dan pekerja bandara lainnya- tumpangi mengerem mendadak. Bus itu menghindari Silver Bird yang menyebrang dengan cepat di pertigaan terminal 3. Untungnya saya ada di posisi duduk, sehingga hanya lengan kiri saya yang terkena tiang samping tergencet penumpang dari kanan.

Sekali saja saya lupa berdoa, saya benar-benar tidak memiliki daya dan kekuatan apapun untuk menghindari bencana yang akan menimpa.

Semoga menjadi berkah buat anda yang membaca.. 😊

1 komentar:

Terima kasih Sudah Berkunjung. Silakan Tinggalkan Jejak, dan Beri Masukan Untuk Kemajuan :)