Idealisme Pegawai Muda di Tanggal Tua

Idealisme Pegawai Muda di Tanggal Tua

20.
Angka 20 itu bisa menyenangkan jika diakhiri kata juta di rekening tabungan atau diikuti % untuk diskon tiket pesawat. Tapi bisa jadi menyedihkan jika angka itu terpampang di kalender sambil ditandai sisa uang tinggal Rp. 20.000.

Tak terkecuali bagiku yang PNS yang gajian di tanggal 1. Tanggal segini adalah hari-hari kritis yang mengancam hubungan rumah tangga, pekerjaan, dan keimanan.


Rumah tangga? Ada banyak istri yang mogok masak di tanggal tua hanya karena uang belanja bulanan sudah mulai menipis.

Pekerjaan? Aku butuh mood booster untuk tanggal-tanggal segini. Rasanya ingin segera membalik kalender ke bulan berikutnya. Untungnya uang makan dibayarkan pas akhir bulan, jadi dompet bisa teremajakan kembali.

Keimanan? Ini bagian vitalnya! Di tanggal tua keimanan diuji bukan karena uang mulai habis, tapi karena banyak pengguna jasa yang mengurus dokumen sambil membariskan Soekarno-Hatta di balik map. Kadang setan di kepala berbisik "Kamu kan pegawai muda, gajinya masih sedikit, apalagi ini tanggal tua, ambil aja uangnya!". 20? Angka ini lagi-lagi jadi dilema. 20 ribu bisa dengan gampang ditolak, tapi kalau 20 juta?

Munafik kalau aku bilang hal seperti itu tak ada di dunia PNS. Tapi jujur, aku selalu bisa menjawab dengan jawaban default "Maaf Pak, pelayanan dokumen di sini gratis. Tolong bersihkan dulu dokumennya. Dan bapak juga nggak perlu ngasih teman-teman saya". Jawaban yang sama baik 20 ribu atau 20 juta. (Macam pernah aja dikasih 20 juta?!). Jawaban yang sama baik di tanggal 5 ataupun di tanggal tua. Semoga bisa selalu idealis dengan jawaban yang sama.

Karena aku belajar integritas dari Pak Kepala Kantor, Pak Dwijo Muryono, bahwa kita PNS bukanlah pengemis berseragam di balik meja. Aku belajar dari Kepala Seksi-ku yang pertama, Bu Imelda Malik, bahwa PNS adalah pelayan negara, ketika sudah digaji oleh negara, maka pemberian dari pengguna jasa jadi haram hukumnya. Aku juga selalu diingatkan oleh Mr I "Jangan sampai mengotori darah anak kita dengan harta yang bukan hak kita, jangan sampai kita punya anak pembangkang nantinya."

Ah, aku bisa dimusuhi banyak orang ketika frontal ngomongin ini. Bahkan ada yang bilang "Jangan terlalu idealis lah, susah majunya nanti!". Itu kata mereka. Yang aku tahu, mungkin orang idealis akan tersingkir, tapi hidupnya akan lebih bahagia dan lebih nyenyak tidurnya.

Sedih rasanya kalau tahu ada oknum PNS yang masih aja menggadaikan jabatannya demi uang yang nggak akan menemaninya masuk kuburan. Padahal pegawai-pegawai muda ini dulunya adalah mahasiswa-mahasiswa dengan idealisme membara. Dulu sama susahnya, sekarang sama juga penghasilannya. Mirip-mirip si Budi ini lah.


Padahal jika idealisme dan gaya hidup mahasiswa tetap dipraktekan di dunia kerja, birokrasi pasti bisa lebih baik tanpa duit. Padahal kalau sering-sering lirik diskonan, penghasilan mereka bisa diirit dengan baik. Padahal kalau mereka lebih takut Tuhannya daripada takut miskin, uang itu bisa lebih berguna buat perbaikan masjid

Untuk para oknum PNS yang masih cinta suap dan gratifikasi, ada beberapa tips untuk tetap idealis baik di awal bulan atau di tanggal tua:
  1. Fokuslah pada penghasilan pergi ke mana bukan pemasukan dari mana. Menabung di awal bulan, cari diskonan, sampai belanja online tanpa bayar ongkos kirim. MatahariMall bisa jadi solusi pengiritan di tanggal tua ini.
  2. Berani bilang "Jangan kasih saya maupun teman-teman saya!". Selain menghapus budaya suap dan gratifikasi, kita juga harus ngasih pelajaran sama pengguna jasa, kalau kita itu bukan pengemis.
  3. Jangan pernah menerima, sekalipun! Karena uang kedua dan selanjutnya akan lebih mudah mengotori darahmu.
  4. Ingat anak, suami/istri, orangtua, dan orang lain yang ikut memakan bagian haram itu. Mereka bisa jadi anak-anak pembangkang yang sulit menerima pelajaran atau jadi istri yang kerjaannya nanyain gaji doank.
  5. Jadilah seperti Budi! Tetap dengan gaya hidup dan idealisme yang sama seperti mahasiswa. So hard but true, tapi banyak koq teman PNS yang hidupnya biasa-biasa aja dan keluarganya bahagia.
Semoga tulisan ini jadi pengingat buatku. Walaupun aku pegawai muda yang penghasilannya tidak seberapa, tapi tidak berarti tanggal tua menjadikanku manusia yang tamak akan harta yang bukan hakku. Semoga integritas pegawai muda ini, bisa dipertahankan selalu, baik di tanggal 2, tanggal 5, tanggal tua, sampai hari tua nanti. Kehilangan uang tak akan menghinakan, kehilangan iman akan merusak masa depan.

Tapi, apa yakin masih idealis untuk nggak belanja online tanpa ongkir dengan diskon sampai 80% di MatahariMall?

Hahaha, integritas mamah muda ini dipertanyakan kalau di tanggal tua.

4 komentar:

  1. benerrrr... jadilah PNS yang baik dan teladan. Jangan jadikan uang ngepas buat melakukan kejahatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak oknum seperti itu mbak, semoga adanya kesempatan tidak menjadikan PNS yang bersih ikut2an..

      Hapus
  2. Haloo NIsa...Jadi kangen sama Nisa, nih... Istiqomah terus yaa...

    BalasHapus

Terima kasih Sudah Berkunjung. Silakan Tinggalkan Jejak, dan Beri Masukan Untuk Kemajuan :)