Hal Menyebalkan Punya Suami Orang Minang

http://adriannisa.blogspot.com/2015/12/hal-menyebalkan-punya-suami-orang-minang.html 

Postingan ini mengandung SARA, pastikan selera humor anda cukup tinggi.

Aku dan suami adalah pasangan Panda (Padang-Sunda) atau Danang (Sunda-Minang). Kehidupan wanita menikah di Indonesia selalu diasosiasikan dengan suku dan ras asalnya. Padahal rasanya ras tak pernah jadi masalah. Yang jadi masalah itu ya sifat pribadi masing-masing dan keimanan masing-masing.

Entah sompral atau ucapan jadi doa, dulu aku pernah mengucapkan 'Ah, ntar punya suami orang Sunda aja, gak mau orang Sumatera, gak kuat main urat'. Tapi, jika takdir sudah berkata, pemuda rantau tanah Minang itu akhirnya bersanding dengan si gadis Sunda.

Tapi, ngomong-ngomong soal suku suami, memang ada hal menyebalkan saat aku yang jadi istrinya. Menyebalkan, ya, sungguh menyebalkan jadi istri orang Minang. Hal menyebalkan punya suami orang Minang adalah:

  • Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Sering Dikoreksi pas Baca Qur'an

Menyedihkan sekali hidupku selama 22 tahun nggak mengenal makhraj huruf hijaiyah dengan benar, jadi selama itu juga bacaan Al-Qur'an nggak tartil. Ternyata pria ini datang dan membenarkan bacaan Qur'an-ku. Tahu lah ya gimana sebalnya diajarin sama orang yang justru dekat? Sebel banget deh pas dia terus nyalahin aku pas mengucapkan huruf 'Dho', 'Dlo', 'Do', lidahnya jangan keluar, pipinya harus menggembung, aah susah. Tapi begitulah orang Minang, sejak kecil mereka diajari baca Qur'an dengan tartil.
Tapi, dari itulah aku bisa lebih baik lagi mengaji Al-Qur'an. Karena kamu, orang Minang. 

  • Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Sering Digombalin

Sebelum nikah bilang 'Cita-cita kita sama besar, kayaknya aku nggak bisa menggapainya sendirian'
Pas lagi berantem dia bilang 'Rumah tangga itu ibarat kapal, kapal kita ini masih kecil, jadi hantaman kecil aja bisa merusak layarnya. Yuk kita benerin sama-sama'
Pas lagi stress sama anak dia SMS 'Aku mengenal kamu sebagai wanita yang kuat, kamu pasti bakal jadi ibu terbaik buat anakku, jangan stress ya, nih aku kasih cokelat dan voucher belanja.'
Menyebalkan banget kan, gimana bisa nggak melting, gimana bisa nggak luluh lagi? Gimana bisa marah lama-lama? Nyebelin sih, tapi emang suka koq digombalin. Lebih menyebalkan lagi kalau belanja di Tanah Abang sama orang Minang, pasti digombalin "Rancak bana uni pakai baju itu. Buat uni ndak saya kasih mahal"
Sepertinya orang Minang ini cucu dan cicit dari Buya Hamka dan Marah Rusli.

  •  Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Gagal Diet Kalau Pulang Kampung

Gulai otak yang lembut, kerupuk Sanjai dengan lelehan sambal yang bikin ketagihan, teh telur dengan buihnya yang manis, martabak mesir dengan kuah pedas mantapnya, pensi yang gurih buat cemilan, gulai ikan dengan warna kuning yang menggoda, dan rendang yang diakui sebagai makanan terlezat di dunia. OMG! Lidahku rasanya nggak bisa menolak makanan yang disajikan ibu mertua saat pulang kampung. Aaaah sebel! Jadi gagal kalau mau diet!

  • Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Akrab Banget sama Orang Sedaerahnya yang Baru Kenal

Ups! Emang nyebelin deh kalau diajak ngumpul sama temen suami yang sedaerah. Temen perempuannya cantik-cantik dan manis bikin aku pengen bilang "Kamu pernah suka ya sama dia?", teman cowoknya juga bikin suami lupa waktu, kelamaan ngobrol. Apalagi mereka itu punya kekuatan super untuk mengenali teman sedaerahnya di kota rantau, terus langsung ngobrol akrab kayak pernah se-SMA. Aku selalu bilang sama suami "How can you know kalau dia itu putri daerahmu, sedangkan dia ada di Jakarta dan ngomong bahasa Indonesia?". Bahkan keajaiban itu terjadi saat kakak iparku tahu kalau sopir Uber yang ditelepon adalah orang Minang, atau saat temanku yang orang Minang tahu kalau Kasubbag yang baru adalah orang Minang--sebelum Kasubbag itu memperkenalkan diri--.

  • Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Susah Diajak Pulang Kampung

Aku yang berasal dari Bandung, rasanya ingiiiiiin sekali kerja dan menghabiskan hari-hari di kota asal. Tapi bagi suami dimana aja oke, tergantung penempatan kerja aja. Orang Minang dengan jiwa perantaunya membuat kemampuan mereka bersaing dan bertahan hidup begitu tinggi. Mereka nggak rewel dengan suhu, jenis makanan, dan perbedaan lain di kota rantau. Suamiku sih kayaknya dimana aja betah, dan itu membuat aku dan suami nggak satu visi. Harusnya kan suami juga memperjuangkan untuk bisa menetap di Bandung.

Daaan, yang paling menyebalkan adalaaaah...

  • Punya Suami Orang minang itu Menyebalkan, Sering Ditanyain "Suami Kamu Pelit?"

Aku sering jadi korban skeptisme orang-orang karena menikahi orang Minang. 'Agak pelit nggak mbak suaminya?', 'Mmm, maaf ya mbak, tapi biasanya orang Padang suka perhitungan', atau lebih halusnya lagi 'Pantesan mbaknya kerja, suaminya pelit ya?'.
Hey, hellooo.. Apa istri orang Minang harus berpakaian mewah agar orang2 tahu kalau suami kita sangat loyal sama istrinya?
Aku akan bilang 'Suamiku nggak begitu ah, dia tahu agama'
Orang Minang memegang 'Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah', dapat suami orang Minang yang basandi Kitabullah pasti mengerti kalau tugas suami itu mengayomi dan memberi nafkah buat anak istri. Dan suamiku melakukan kewajiban itu.

Jadi, yang menyebalkan sebenarnya adalah orang-orang yang bawel men-judge seenaknya kalau orang Minang itu pelit. Bukan orang Minangnya.

See, kalau kamu nggak siap dibenerin bacaan Qur'an-nya, kalau kamu nggak suka digombalin, atau kalau kamu nggak suka banyak temen, mending jangan sama orang Minang. Aku memilihnya bukan karena ia orang Minang. Tapi, karena ia adalah pria Muslim yang basandi Kitabullah.

Maaf ya, kalau ada pihak yang tersinggung karena postingan ini.
Don't wanna say racist, sih. Cuma pengen curhat aja sebagai istri orang Minang.

55 komentar:

  1. Kalau sudah begini jadinya lebih banyak menyenangkannya mbak dari pada menyebalkan seperti di judul :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menikah emang menyenangkan, bukan? Hehehe..

      Hapus
    2. Istilah kerennya itu Judul Click Bait namanya. but is Oke! Kalau kami kebalikannya ibunya yg minang .. he he ... istilahnya MINDA = Minang Sunda ...

      Hapus
  2. Heheee... Aku ketawa bacanya poin terakhir.

    Menikah itu barokah ya, mba nisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kan? Sering ditanyain gitu sama orang? Nyebelin banget..
      Berkah banget, dengan siapapun, dengan suku manapun..

      Hapus
  3. lgs nyengir baca yg trakhir ;p... hihihihii.... Tapi iya sih, jgn anggab sama rata gitu ya... ga semua minang pelit keleuss... suku lain juga bnyk ;p.. Tapi dr semuanya yg mba tulis aku stuju bgt ama, nikah ama org minang, ga bkl bs diet kalo pulkam ;p.. hahaha makanan di sana terlalu enak2 ^o^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanan khas tanah Minang emang paling bikin ketagihan, saya ngidamnya makan di RM Padang..
      Kalau soal pelit mah itu tergantung pribadi masing2 sebenarnya..

      Hapus
  4. Ngikik deh bacanyaaaa. Emang beneran gombal ya??? Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama saya kenal orang Minang, mereka paling bagus dalam berbahasa, apalagi kalau disuruh perang pantun, menang deh mereka..

      Hapus
    2. Lebih tepatnya bisa berbahasa dengan baik dan meluluhkan lawan bicara.. Makanya kalau perang pantun jangan nantangin orang Minang..

      Hapus
  5. kalau bpk sy dr minang ibu palembang, kalau adat di minang anak laki-laki tak berharga/di buang kasarnya.....sendi berkitabullah kah nama nya tuh !!!? kampreeet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terlepas dari sifat kedaerahan, setiap orang punya karakter tersendiri. Kalau emang gitu, berarti bukan karena orang Padangnya, tapi karena memang orangnya yang nggak basandi Kitabullah.

      Hapus
    2. kalau dulu zamannya Paderi yg berkuasa (sebelum Belanda memerintah di Sumatra Westkust), matrilineal kayak gitu udah sempat dihapus. Memang dibagian garis keturunan, hukum adat minangkabau menyelisihi hukum agama, tapi masih better lah dalam perkara2 ushul (pokok) kayak aqidah dibanding daerah2 nusantara yang lain. Dan tradisi Islam yang ilmiyyah juga masih dipegang dibeberapa daerah yang jadi konsentrasi gerakan Paderi. Buktinya, aktivis2 kemerdekaan Indonesia yang sosialis macam Tan Malaka aja dulu umur 10 tahun udah hafal Al Quran karena dididik di Surau.

      Untuk mas KIPAS ANGIN RUSAK ga usah emosi. Saya yg bapak dan ibu minang aja lebih dekat ke keluarga bapak. Mungkin karena keluarga bapak saya (orang Pariaman) lebih kuat persukuan laki2-nya. Sebenarnya tergantung nagari-nya juga si.

      Hapus
  6. saya juga orang minang. jangan menjunjung tinggi adat minang. bagaimanapun juga adat minang juga ada cacatnya.sama seperti adat adat daerah lain yang mengaku ngaku bersendikan alquran.kenyataannya menyimpang. anak laki laki tidak dapat hak waris. garis krturunan mengikuti ibu. saya orang minang,tapi tidak terlalu fanatik adat.klo bangga,ya iyalah. setiap orang pasti bangga dengan nenek moyangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak menjunjung tinggi adat manapun. Cuma membalikkan perspektif orang-orang terhadap orang Minang..

      Hapus
    2. mantap nih Anonim. Saya jg berpikiran sama seperti anda.

      Hapus
    3. Warisan dalam adat Minangkabau hanya jatuh pada perempuan

      Saat ada yang mengatakan bahwa lelaki tidak mendapatkan harta warisan di Ranah Minang, di situ kadang saya geli. Bagaimana tidak?

      Dalam adat Minangkabau, ada 3 macam harta. Pertama, harato pusako tinggi. Kedua, harato pusako randah. Ketiga, harato pancarian.

      Tidak ada perbedaan pendapat, bahwa harato pancarian adalah milik pribadi, sehingga jika si pemilik meninggal, maka harato pancarian ini akan dibagikan kepada ahli warisnya sesuai dengan aturan faraid dalam Islam. Laki-laki dapat, perempuan juga dapat, dengan syarat ada dalam daftar penerima warisan.

      Berbeda dengan harato pusako tinggi dan harato pusako randah. Dua harta ini bukanlah milik pribadi si mayat, melainkan milik kaum. Istimewanya, harta ini hanya mencakup benda properti ; tanah, kebun, rumah, tanah pekuburan, kolam.

      Dalam kepengurusan harta ini, yang ada hanyalah hak untuk menggunakan, tidak ada hak kepemilikan, sehingga adalah dosa besar, jika harta ini dijual kemudian hasilnya dimakan sendiri tanpa tuntutan keadaan yang mengharuskan.

      Karena harato pusako tinggi dan harato pusako randah pada dasarnya adalah milik kaum, maka saat si pengelola meninggal, dua harta ini tidak diwariskan kepada ahli warisnya, melainkan dikembalikan kepada kaum, kemudian pimpinan adat (Niniak Mamak) akan memutuskan bagaimana nasib tanah ini kemudian.

      Bukankah pengertian mawaris dalam fikih adalah : Aturan-aturan fikih dan matematika, yang dengannya diketahui bagian setiap ahli waris dari harta peninggalan si mayat.

      Karena yang dibagikan hanyalah harta peninggalan si mayat, maka yang bukan harta si mayat dikembalikan kepada pemilik aslinya. Begitu pula dengan harato pusako randah dan harato pusako tinggi, dikembalikan kepada kaum.

      Hal ini juga membantah tuduhan bahwa tanah di Minangkabau itu seluruhnya haram. Bagaimana mungkin tanah tersebut haram, jika lahan dahulu dibuka secara bersama-sama, kemudian dijadikan milik bersama (milik kaum)? Yang haram itu adalah saat harta milik bersama ini kemudian dijual, kemudian hasil penjualannya dimakan. Lebih parah lagi, setelah tanah pusaka dijual, di atasnya dibangun gereja atau rumah ibadah lain. Na'uzubillah.

      Memang, dalam prakteknya, pembagian harato pusako ini menimbulkan banyak perselisihan. Menurut hemat penulis, perselisihan yang muncul adalah karena para pimpinan adat (Datuak) yang seharusnya mengurus negerinya, malah lebih asyik hidup di daerah lain, sehingga amanahnya tersia-siakan. Jika para datuak komitmen dengan
      amanah yang dipercayakan kepada mereka, tentu perselisihan macam ini tidak akan terjadi.
      http://habibalfatih.blogspot.com/2015/04/5-tuduhan-jahat-terhadap-adat.html?m=1

      Hapus
  7. fakta semua mba wkwkwk

    BalasHapus
  8. Artikelnyaa bagus banget,

    BalasHapus
  9. Probabilitas dalam kehidupan sy bertemu dgn ras mereka lebih byk keburukannya ketimbang kebaikannya,mungkin artikel ini ataupun artikel lain lebih menjunjung tinggi ras mereka, saya setuju, tp kentataannya saya bertemu dgn teman dari ras mereka yg jauh lebih buruk perilakunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan orang-orang Minang yang saya temui banyak yang baik koq, justru saya banyak sobat dari suku ini..

      Hapus
    2. Kadang Stigma itu yang membuat kita pesimis dulan terhadap etnik tertentu, saya kebetulan juga Pria Campur aduk , Ibu Minang ( otomatis saya orang minang asli donk) Bapakku Bandung (ket Arab dan Sunda) saya lahir di Jakarta . Sebaiknya memang untuk menghilangkan stigma negatif terhadap etnis tertentu kita harus open minded, dan berpikiran positif dahulu karena akan membawa aura positif juga, kalo awalnya dah stigma negatif tentang orang atau suku tersebut pasti aura negatif akan terbawa dalam komunikasi dan pergaulan dengan mereka, sehingga yang terasa hanya negatifnya saja. sekian dan terima kasih

      Hapus
  10. Assalamualaikum mbak, mau tanya apa artinya Adat Bersandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah??

    Kenapa ya sampai ada banyak yg beranggapan orang padang itu pelit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumussalaam.. Artinya bahwa setiap adat yang ada di tanah Minang bersandar pada Al-Qurán.
      Mungkin karena kebanyakan dari orang Minang itu pedagang, dan biasanya lebih perhitungan untuk urusan uang. Padahal stigma seperti itu subjektif..

      Hapus
    2. Izin ikut menjawab. ABS-SBK yaitu adat minang itu berpijak kepada hukum agama islam. Hukum agama berpedoman kepada Alquran. Sarak Mangato, Adat Mamakai (Syara' Berkata, Adat yg menggunakan).
      Sya kurang setuju dengan anggapan kl orang minang itu Pelit. Mereka sebenarnya tidak pelit tapi umumnya minang itu tidak suka berfoya foya dan cendrung hemat apalagi lagi di perantauan. Dan tidak suka mubazir.

      Hapus
  11. mantap teteh beruntung y punya suami orang minang hehe, suaminya juga beruntung bisa dapat cewe bandung adoh kepengen juga
    nih ama cewe bandung hehe moga langgeng terus y

    BalasHapus
  12. Gimana sih kak caranya agar dapat restu dari pihak pria sementara adat si dia kental banget karna dari pariaman, sedih aku. Aku orang asli sunda dan udah hampir 2 thn deket. ����

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum mbak, saya ingin tanya suami mbak minangnya asal mana ya mba? Saya org bandung dan pacar saya minang (pariaman) saya denger denger agak sulit dapat izin dari pihak sananya untuk menikah dengan org sunda. Saya jadinya khawatir tidak dpt restu��

    BalasHapus
  14. Thanks ya infonya.
    -sinta-

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah mbak dapat rejeki yg baik. Mungkin sebagian besar orang tidak mendapat rejeki sebaik mbak. Demi Allah, saya itu dulu gedeg banget sama ibu saya karena spt ibu kebanyakan yg gak rela putrinya mendapatkan yg tidak terbaik. Saya, kakak saya meneriaki beliau rasis. Sampai saya mengalami sendiri. Seumur hidup, saya berhadapan dengan 'mereka', memang gak sanggup shay 😂 tp saya percaya gak semuanya sih begitu. Dan saya percaya org yg siap untuk menikah dengan orang minang, baik laki2 atau perempuan, mereka sudah SIAP untuk MENGALAH. Pasti. Jadi makanya bisa bersatu. Kalau yg masih keras dengan prinsip2nya, banyak banget yg malah mental deh. Tp pandang semua dalam hal positif, alhamdulillah mbak mendapatkan suami yg soleh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. Kalau urusan mengalah, memang harus ada salah satu pihak yang mau minta maaf duluan. Di pernikahan manapun, dari suku manapun.

      Hapus
  16. Hihi lucu juga baca ceritamu,Teh...
    Aku juga punya pengalaman hampir sama.suamiku juga orang padang dan aku campuran sunda dan jawa,walaupun suami sdh tinggal lama di Bogor,darah asalnya masih mengalir deras dan jujur memang sering ada banyak perbedaan diantara kita,tapi alhamdulillah ini menjadi suatu berkah buat kita.Karena dengan adanya banyak perbedaan menjadikan keragaman budaya dalam keluarga kita dan alhamdulillah suamiku itu orgnya baik banget dan gak pelit sma istri dan anak2.

    BalasHapus
  17. Belum menikah aja ku digombalin katanya ku calon istrinya dan dinasehatin tuk jaga diri baik-baik,krna ku calon ibu dari anak anaknya nanti. Kakak dulu waktu pacaran digomablin seperti itu gak?

    BalasHapus
  18. Inspiransi sekali teh,
    banyak yang tak paham bahkan tak mengerti bagaimana adat minangkabau bahkan oleh orang minang itu sendiri.
    pasti selalu masalah waris dan matrilineal yang di persoalkan, padahal harta yang pusaka itu dibagi dua, pusaka tinggi dadn pusaka rendah. Bahkan tokoh islam sekaliber HAAMKA saja tidak mempermasalahkan karena paham.
    sasaya minang calon istri sunda, tak aada masalah dr kedua keluarga karena sudah berfikiran terbuka, ga kolot. kalau ikutin stereotype mungkin kami ga akan jd, kata orarng cewek sunda itu matre, cowok minang pelit. kebayang matre sama pelit nikah? haaaa... begitulah masyaraakat kita massih baanyak yang IQ tahap melati :D suksess truss teteh

    BalasHapus
  19. Lah saya malah udh mau nikah sama orang minang mbak ,tapi ngga begitu , karna mereka lelaki padang berbeda2.

    BalasHapus
  20. Saya waanita asli sunda, dan pacar saya lahir dijkarta tapi keturunan minang asli (bukit tinggi), dari awal dia sudah menjelaskan ayahnya tidak begitu suka dengan suku sunda, karena suku sunda begini dan begitu, stigma negatif. Tapi dia dan saya sama sama inhin berjuang karena niat kami menikah, apa cara yang harus kami lakukan untuk mengubah pandangan bahwa menikah tidak harus memandang suku ? Tolong saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teh kasusnya sama kaya saya, sayangnya pacar saya minang pariaman yang adatnya masih kental banget. Semangat ya teh buat memperjuanginnya :)

      Hapus
    2. Skrg gimana kelanjutannya teh? udah ketemu sama org tuanya?

      Hapus
    3. Masih nunggu jawaban di 2022 haha

      Hapus
  21. Ha ha ha jempol 10 deh bt si teteh. .Pinter pilih judul. .awalnya.. Whattt..ealaa pas baca. .Ngakak2 soal saya ge deket ma org minang juga.. Sedangkan saya beda suku dayak jerman lahir bandung. .Yg awalnya ragu
    Ragu .Baca curhatan tth jadi maju lge deh. .What ever. .He he
    Makasih ya tulisannya bagus banget👍👍😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. UNKNOWNOKTOBER 05, 2018
      Mau tanya ka 🤗
      Saya punya pacar org padang jawa. Ayah nya padang ibu nya jawa tp dia lahir dijakarta dr kecil smpe gede jakarta. Ada keluarga saya kurang setuju sama dia gara gara pernah nanya org mana . Dan dia jwb org padang jawa. Nah kluarga saya ini ga suka sm org pdang. Katanya stiap org palembang yg nikah sama org padang itu bakal cerai krna orgnya kasar trs gaboleh balik kekampung lagi . Kata nya begitu. Cuma kalo dari ibu kandung saya setuju2 aja katanya belum tentu semua orang begitu.
      Orangnya menurut saya baik,ya lumayan royal,selalu ad buat sya klo sy ga ada, sopan ,pekerja keras juga. Smpe skg ud lm pcrn sdkitpun ga pernah kasar kesaya. Kira2 saya harus gimana ya?makasih sblmnya 🤗🙏

      Hapus
  22. Mau tanya ka 🤗
    Saya punya pacar org padang jawa. Ayah nya padang ibu nya jawa tp dia lahir dijakarta dr kecil smpe gede jakarta. Ada keluarga saya kurang setuju sama dia gara gara pernah nanya org mana . Dan dia jwb org padang jawa. Nah kluarga saya ini ga suka sm org pdang. Katanya stiap org palembang yg nikah sama org padang itu bakal cerai krna orgnya kasar trs gaboleh balik kekampung lagi . Kata nya begitu. Cuma kalo dari ibu kandung saya setuju2 aja katanya belum tentu semua orang begitu.
    Orangnya menurut saya baik,ya lumayan royal,selalu ad buat sya klo sy ga ada, sopan ,pekerja keras juga. Smpe skg ud lm pcrn sdkitpun ga pernah kasar kesaya. Kira2 saya harus gimana ya?makasih sblmnya 🤗🙏

    BalasHapus
  23. Ternyata mbak sumando urang Minang ya 😊😊

    BalasHapus
  24. Saya malah bingung, mau nikah pacar saya padang pariaman katanya biaya menikah itu tanggung jawab orang tua wanita, pihak laki laki gada tuk biaya atau nambahin biaya resepsi pernikahan. Apa benar, kalau menikah sama orang padang pariaman seperti itu... Ka. Mkash yang dah mau jawab

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa ka, klo pariaman memang bgtuh

      Hapus
  25. Ya ampun mba akhirnya ada yg senasib sama aku😂😂😂 aku fikir aku aja yg kena korban skeptisme orang orang. Calonku orang Padang. Bahkan mamaku sendiri anti orang Padang, tapi semnjak calonku orang Padang dia nerima2 aja tuh.. tapi yg aku sebel ketika mereka bilang orang Padang pelit dan perhitungan. Padahal gak semua kaya gitu :/

    BalasHapus
  26. Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!

    BalasHapus
  27. Saya juga heran kenapa stigma orang2 menganggap minang itu pelit??
    Bahkan di tv pun bgitu..
    Kalo itu kan tergantung pribadi masing2 kan ya..

    BalasHapus
  28. Mba klo wanita sunda nikah dengan pria minang.. Emng akadnya harus d minang y ngikutin adat mereka.???

    BalasHapus
  29. Kak, mau tanya apa iya kita yang dari daerah lain misalnya mau nikah sama orang minang yang cowok minang nya itu dibeli.. ak punya pacar orang minang tpi dia tinggal di kota padang.. apa iya kak di beli?

    BalasHapus
  30. Yang sabar ya kak, beruntung dapat suami orang Minang, kalau lelaki yang dapat istri orang minang lebih parah lagi ... Sifat Karakter Orang Minang emang unik. he he

    BalasHapus
  31. Bukan Minang atau Bukannya, tapi persoalan individual sepertinya ...

    BalasHapus

Terima kasih Sudah Berkunjung. Silakan Tinggalkan Jejak, dan Beri Masukan Untuk Kemajuan :)