Dia sudah tak muda lagi.
Aku sudah tak berkilau lagi.
Aku sudah tak berkilau lagi.
Garis-garis pada lingkar matanya sudah mulai nampak.
Garis senyumnya pun sudah sulit hilang.
Aku yang sudah melingkar di jari manisnya selama 13 tahun pun sudah babak belur dengan banyak goresan. Selama 13 tahun ini aku banyak tergores ulekan batu saat ia membuat bumbu pepes, terpapar panas dari smartphone-nya, terciprat air hujan saat ia pulang kerja dengan motornya, dan yang paling menyebalkan saat terkena muntahan dan air kencing anaknya. Kadang aku harus bertemu dengan adonan donat, sungguh lengket dan berminyak. Tapi, menyenangkan sekali ketika bertemu dengan minyak kayu putih saat ia memijat anaknya. Kadang aku dipaksa bertemu dengan air kotor saat ia memeras lap pel. Tapi, yang paling membahagiakan adalah saat suaminya menggenggam tangannya. Pria yang menyematkanku di jari manis wanita ini.
So sad but true, kata orang semakin bertambah usia seseorang, mereka akan semakin tidak menarik. Wanita ini sadar betul bahwa ia memang tak muda lagi. Perjalanannya dalam rumah tangga merenggut kecantikan, kebebasan, dan kekencangan perutnya. Tapi, dia masih perempuan yang sama. Masih dengan semangat yang sama saat menyajikan masakan untuk anak dan suaminya, tapi sekarang sudah tidak menyontek resep dari Google lagi. Masih dengan kecewa yang sama, tapi sekarang sudah tanpa tangisan. Dia masih perempuan yang sama, hanya saja usia menuntutnya menjalani kebiasaan yang berbeda.
Jika dulu ia bisa makan semaunya, sekarang ia sangat menjaga pola makannya. Dia yang dulu gemar gorengan, sekarang buah jadi cemilan. Bukan hanya karena ingin tetap menarik, tapi karena ia ingin melindungi keluarganya dengan keadaan tetap sehat. Sudah hukum alam, ibu mana sih yang boleh sakit?
Dia masih gesit dengan tetap berolahraga. Hanya saja, jika dulu ia cukup naik turun tangga untuk berolahraga, sekarang ia harus lari pagi dan aerobik untuk memelihara jantung dan kekencangan kulitnya.
Jika dulu ia sering menggunakan makeup, sekarang ia rajin menggunakan skin care untuk mencegah penuaan pada wajahnya. Jika dulu dia ke counter L'oreal untuk beli concealer dan maskara, sekarang ia lebih memilih L’Oreal Revitalift Dermalift karena sadar bahwa kerutan itu cepat atau lambat akan datang. Siapa sih yang tak mau secantik Maudy Koesnaedy saat memasuki usia 40-an?
Sekarang ia kini mengistirahatkan tubuhnya dengan teratur. Jadwal begadang untuk menulis itu tidak ada lagi, jadwal tidur jam 10 pagi itu sudah lama berhenti. Dia sangat menghargai arti siang dan malamnya.
Di usia cantiknya ini, ia tetap merasa muda, tetap tersenyum dengan cara yang sama, tetap memiliki semangat dan ambisi yang sama. Karena baginya, tubuh akan bertambah usia, asam garam kehidupan sudah terasa, hanya semangat dan gairah hidup yang membuatmu serasa 22.
Anak perempuan mengalami beberapa fase usia.
Di usia 3 tahun sedang fase lucu-lucunya. Semua orang ingin mencubit pipinya yang merona.
Menginjak 10, ia menjadi copycat. Ingin terlihat keren dengan meniru orang lain yang terlihat keren baginya.
Beranjak 17, ia menjelma menjadi bunga. Kumbang-kumbang mendatangi seperti pemain bola berebut di lapangan yang sama.
Setelah 25, ia menjadi pohon yang menaungi anak-anaknya. Teladan untuk keturunannya.
Menjelang 40, ia berada pada fase Usia Cantik, seolah menjadi pohon yang berbuah. Sudah banyak dahan yang patah, tapi ia memberi banyak manfaat untuk orang-orang di sekelilingnya.
Kecantikan baginya bukanlah soal seberapa mulus kulitnya, bukan tentang seberapa sempurna shading hidungnya, bukan juga mengenai lekuk badannya. Tapi tentang kebaikan, semangat hidup, dan manfaat dari perubahan usianya.
Jika kamu membaca ini, semoga kamu tetap setia dengan cincin pernikahanmu. Mungkin cincin itu sudah tak berkilau lagi. Tapi, ia yang menemanimu berjalan menapaki usia cantikmu. Semakin banyak goresan di atasnya, kamu akan tahu betapa hebat dan cantiknya dirimu.
Sekarang ia kini mengistirahatkan tubuhnya dengan teratur. Jadwal begadang untuk menulis itu tidak ada lagi, jadwal tidur jam 10 pagi itu sudah lama berhenti. Dia sangat menghargai arti siang dan malamnya.
Di usia cantiknya ini, ia tetap merasa muda, tetap tersenyum dengan cara yang sama, tetap memiliki semangat dan ambisi yang sama. Karena baginya, tubuh akan bertambah usia, asam garam kehidupan sudah terasa, hanya semangat dan gairah hidup yang membuatmu serasa 22.
Anak perempuan mengalami beberapa fase usia.
Di usia 3 tahun sedang fase lucu-lucunya. Semua orang ingin mencubit pipinya yang merona.
Menginjak 10, ia menjadi copycat. Ingin terlihat keren dengan meniru orang lain yang terlihat keren baginya.
Beranjak 17, ia menjelma menjadi bunga. Kumbang-kumbang mendatangi seperti pemain bola berebut di lapangan yang sama.
Setelah 25, ia menjadi pohon yang menaungi anak-anaknya. Teladan untuk keturunannya.
Menjelang 40, ia berada pada fase Usia Cantik, seolah menjadi pohon yang berbuah. Sudah banyak dahan yang patah, tapi ia memberi banyak manfaat untuk orang-orang di sekelilingnya.
Kecantikan baginya bukanlah soal seberapa mulus kulitnya, bukan tentang seberapa sempurna shading hidungnya, bukan juga mengenai lekuk badannya. Tapi tentang kebaikan, semangat hidup, dan manfaat dari perubahan usianya.
Jika kamu membaca ini, semoga kamu tetap setia dengan cincin pernikahanmu. Mungkin cincin itu sudah tak berkilau lagi. Tapi, ia yang menemanimu berjalan menapaki usia cantikmu. Semakin banyak goresan di atasnya, kamu akan tahu betapa hebat dan cantiknya dirimu.
Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh
L’Oreal Revitalift Dermalift.
cerita dari segi pandang cincin..
BalasHapusBagus mbak.
Ini unik :D
Hehe, masih belajar nyari sudut pandang yang lain..
BalasHapussemangat dan gairah hidup... mebuat berasa 17 hahahaha...
BalasHapussemangat menjalani hidup adalah power....untuk tetap eksis..
cantik terus mba...
Kalau 17 kemudaan kayaknya, terlalu banyak intrik dan masih labil..
BalasHapusSemoga kita tetap jadi wanita cantik sampai tua..