Pengaturan Keuangan ala Ibu Digital

Pengaturan Keuangan ala Ibu Digital

Setiap hari pegang Smartphone?
Sering belanja online?
Punya banyak username dan password?
Atau satu lagi, jarang pegang uang tunai?


Selamat datang para ibu digital. Ibu-ibu yang bisa dengan mudah mencoba resep baru sambil nonton video tutorial, yang punya kerjaan tambahan yaitu scrolling group chat WhatsApp (walaupun saya sih lebih sering scroll n clear chat), dan yang sedang hobby menghias rumahnya dengan DIY project yang bertebaran di timeline Facebook.

Sedigital apapun seorang wanita, pasti akan dihadapkan pada urusan keuangan keluarga. Mengatur kas keluar akan menjadi tantangan tersendiri buat kita. Mencoba bertahan untuk tidak mengorek tabungan di akhir bulan itu rasanya adventurous sekali. Nah, di era digital ini, tentunya para ibu harus makin cerdas mengelola keuangan keluarga. Ada yang pakai sistem amplop per kategori, amplop 30 hari, tabung dan habiskan, dan metode lainnya.

Saya sendiri menggunakan sistem tabung dan habiskan. Karena di era non tunai seperti sekarang ini rasanya sistem amplop sudah tidak relevan. Saya yang malas direpotkan dengan sistem tarik dan simpan tunai punya pengaturan keuangan sendiri. Hal ini juga demi suksesnya Gerakan Nasional Non Tunai atau Smart Money Wave di Indonesia. Jadi inilah pengaturan keuangan ala ibu digital...

Pertama, susun daftar pengeluaran bulanan per kategori. Rumusnya:

Pemasukan = Tabungan + Kebutuhan Bulanan

Kedua, top up dana di media penyimpanan online.

A. Tabungan disimpan di Antamgold

Di awal bulan, langsung sisihkan uang untuk ditabung. Selain sebagai tabungan atau dana darurat, dana yang ada di Antamgold juga bisa digunakan untuk investasi emas. Daripada diendapkan di bank atau disimpan di celengan, mending investasi online aja.

B. Transfer otomatis Setiap Bulan

Karena saya pakai rekening PNS,  dan Internet Banking nya punya fitur transfer otomatis, jadi ini sudah diset by system untuk memtransfer sejumlah uang tiap awal bulan ke rekening orangtua, ART dan rumah zakat. Bersihkan dulu dari hak orang, baru sisanya kita pakai.

C. Top Up Dana di Online Store

Bukan, bukan cuma buat belanja online. Dana yang disimpan di online store ini senilai beban listrik dan pulsa sebulan. Jujur, beli token listrik atau pulsa di online merchant ini lebih murah, banyak promo, biasanya ada cashback-nya.

D. Biaya Transportasi via Aplikasi Transportasi Online

Untuk pengguna ojek online, ada banyak keuntungan yang ditawarkan penyedia jasa transportasi online. Kadang berupa diskon, kode promo, atau bahkan gratis. Kalau saya sendiri biasanya top up Rp. 200.000 sebulan untuk biaya transport dan pesan antar makanan.

E. Belanja Hemat pakai e-Money dan Kartu Debit

Bukan iklan!! Tapi memang menggunakan e-Money untuk belanja di minimarket memang labih praktis dan menguntungkan. Selain tidak perlu disibukkan dengan uang kembalian, kita tidak perlu membawa uang tebal saat belanja bulanan. Dan untungnya, e-Money ini bisa digunakan sebagai tiket Commuter Line, tiket Trans Jakarta, tol GTO, parkir, dan tentunya untuk belanja di minimarket. 1 kartu untuk semua.

Instrumen kartu debit juga bisa digunakan di toko-toko dengan mesin EDC saat transaksi. Bahkan sekarang beberapa online store sudah banyak yang menyediakan pembayaran dengan kartu debit. Mudahnya berbelanjaaa.. Hehehe..

Instrumen Keuangan Non Tunai

F. Kembali ke Amplop

Yang ini sebenarnya opsional, bisa tetap disimpan di rekening atau disimpan di amplop. Mungkin nantinya setelah semua pedagang menerima pembayaran non tunai, uang di amplop ini sudah tidak diperlukan. Memang masih ada kebutuhan-kebutuhan sisanya seperti belanja di pasar, bensin, aqua, gas, iuran RT, arisan, uang parkir dan CADANGAN, tinggal ambil dari amplop atau rekening.

Akan ada waktunya Gerakan Nasional non Tunai ini merambah ke berbagai kalangan, sehingga ada 1 kartu saja yang sangat aman untuk semua transaksi.

Kelebihan Sistem Keuangan Non Tunai ini adalah...

A. Aman

Sistem keuangan non tunai ini tentunya dapat mengurangi pembawaan uang tunai dan mengurangi kemungkinan pencurian. Misalnya e-Money, kartu debit atau Smartphone kita hilang, kita bisa dengan mudah melakukan pemblokiran. Akun-akun online juga sudah cukup aman dengan menggunakan verifikasi ganda: email dan nomor HP.

B. Semua pada Posnya

Kalau jumlah uangnya sudah pada posnya, tinggal biarkan mereka menjalankan perannya masing masing, uang di Antamgold sebagai investasi, tidak bisa ditarik untuk makan enak. Uang di amplop Foods juga tidak boleh ditarik untuk pulsa listrik yang jebol karena main PS. Uang di online store juga tidak bisa ditarik untuk transport gara-gara kebanyakan hangout di luar. Yang bisa ditarik cuma amplop Cadangan.

C. Kelebihan jadi Tabungan

Misalnya tiap hari sekarang ke kantor naik sepeda, kan saldo di aplikasi transportasi online bulan depan tidak usah diisi, jadi jatah 200.000 bulan depan masuk tabungan deh. Atau misalnya amplop Cadangan tidak tersentuh sama sekali, yaa bisa lah ambil buat beli tas baru. Hahaha..

D. Bye bye Teller dan Antrian Panjang

Naik Commuter Line, just tap.
Transfer buat orang tua, biarkan internet banking otomatis bekerja.
Beli pulsa, no need to check your wallet.
Life is so much easier now. Yeaaah!!
Tidak ada lagi menunggu lama antri di bank, di pintu keluar stasiun, bahkan di mesin ATM.

Kekurangannya...

A. RESIKO KEAMANAN

Sengaja di-capslock. Bersandingan dengan kelebihan, faktor keamanan ini bisa jadi boomerang kalau kita ceroboh dan menghiraukan username, password dan verifikasi, bisa saja orang lain tahu dan mempergunakannya.

B. Lupa Saldo

Bahanyanya, kita sering tidak tahu saldo kita sebelum dan sesudah transaksi yang ada pada akun online kita. Ini bisa dimanfaatkan penyedia jasa buat ambil saldo kita. Atau misalnya e-Money nya hilang dan tidak langsung diblokir, bisa digunakan siapa saja kartunya. Makanya saya mengisi e-Money seperlunya saja sesuai jumlah kebutuhan bulanan.

C. Low Bat, You're Dead

Sedikit berlebihan sebenarnya. Tapi saya pernah saking ketergantungannya dengan pulsa listrik di online store, dan HP mati saat itu, listrik di rumah mati total. Mau nge-charge tidak bisa, mau pesen ojek online buat ke ATM tidak bisa juga, menghubungi orang lain buat beliin listrik dulu juga bagaimana?
That's what happened to me. Benar-benar ketergantungan dengan baterai HP.

Tips untuk para Ibu Digital...

A. Keep it Secret!

Jaga username dan password, jangan lupa verifikasi double dengan email dan nomor HP. Kalau ada orang yang coba-coba bongkar password kita, akan ada pemberitahuan ke email atau HP. Selalu komplain ke bank jika ada transaksi yang bukan kita yang melakukannya.

B. Check n Re-Check

Cek saldo sebelum dan sesudah transaksi. Lihat juga e-Money yang sudah di-tap saat masuk tol masih dengan nama yang sama.


Yah, begitulah tips mengatur keuangan ala ibu digital. Tidak lagi ribet dengan uang tunai dan tarik-tarikan kebutuhan. Semakin banyak ibu yang mengguanakan sistem keuangan non tunai ini, semakin cepat juga Smart Money Wave tersebar ke seluruh pelosok negeri. Kalau ibu yang lain, bagaimana cara mengatur keuangannya? Share juga donk, buat masukan pengaturan keuangan yang lebih baik lagi...

2 komentar:

  1. Sebenarnya sistem keuangan kayak gini bisa bikin hidup lebih hemat, tapi masih banyak orang yang tetep lebih milih uang tunai karena belum tahu ilmunya. Harusnya ada arahan dari pemerintah tentang pemakaian uang non tunai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, pemerintah sendiri belum memberi arahan soal GNNT ini, mungkin beberapa tahun ke depan bakal ada iklan khusus instrumen non tunai..

      Hapus

Terima kasih Sudah Berkunjung. Silakan Tinggalkan Jejak, dan Beri Masukan Untuk Kemajuan :)